Tuesday, April 07, 2009

...................

pornografi politik

Biasanya kalo diskusi berbau porno....pasti pada semangat. Yang gak semangat mungkin masih malu-malu meongg kali ya....mungkin saya salah satu yang tak punya malu alias semangat hahaha....

Sesuai dengan judulnya, politik pun bisa masuk dalam kategori pornografi. Kok bisa? Disini kita akan memandang politik dengan kacamata pornografi, memahami politik dengan sense humor yang lain. Beberapa saat yang lalu saya buka lagi catatan pinggirnya Mas GM (Goenawan Muhammad), yang judulnya "Porno" ditulis pada 7 Mei 1994. Dari beliau lah tulisan ini saya buat.

Anda pernah nonton film BF? kebanyakan sih sudah ya, tapi kalo yg alim mungkin gak perlu liat, bikin langsung kali hehe...jangan tersinggung dulu, maksudnya bikin adalah ML dengan suami/istri sah. Dalam film2 tersebut apa sih yang ada dalam otak anda.... selain adegan2 yg "begitu"? Apa kesimpulan anda tentang film porno?

Kalo mas GM menggambarkannya seperti ini:

----Bila "pornografi" diartikan sebagai cerita tentang proses pameran kekuatan dan nafsu, dengan menyoroti tingkah laku manusia sebagai organ-organ, maka cerita kehidupan sosial politik di dalam sebuah kediktaturan (terutama yang bertahan lama) juga sejenis pornografi.----(GM)

Lalu...mengapa "pertarungan" politik bisa masuk kategori pornografi?

----Sebab disana yang berlangsung adalah kisah pergulatan kekuasaan yang dilakukan tanpa malu2, oleh manusia yang hanya tampil sebagai "alat", untuk kepuasaan insting mereka yang dasar....tiap orang yang terus menerus main dengan orang lain, timpa menimpa, "screwing one another endlessly".----(GM)

Tuh mas GM bilang tanpa malu2 dan u kepuasan insting manusia yg dasar.....?????

Coba kita tengok kemiripan "the real pornografi" dan "pornografi politik":

1. Para tokoh politik, ex: caleg....tanpa malu2 mejeng dimana-mana, jual diri alias narsis...mirip dengan para tokoh film BF yg tanpa malu2 pamer body hhehe...

2. Antar partai saling pukul2an, saling menyerang satu sama lain...mirip kan dengan adegan porno, saling serang dan berantem satu sama lain, cuma kalo yang terakhir berantemnya lebih enak dibanding yang pertama... :D

3. Jalan cerita dalam film BF mudah ditebak dari awal sampai akhir, bahkan mas GM bilang tak ada ceritanya, begitu pula dengan panggung politik negeri ini, tak ada misteri dan ending-nya bisa ditebak.

4. Dalam film BF, adegan2 yang dilakukan adalah untuk mencapai "kepuasan", demikian pula adegan dalam cerita politik, tujuannya juga untuk mencapai kepuasan, kepuasan akan jabatan dan mungkin kekayaan.

5. Dalam hal dialog dan adegan, walaupun judul film blue digonta-ganti...dialognya ya gitu2 saja ah uh ah uh dan adegannya ya kalo gak style gini ya style gitu...pun dalam film politik, bermacam macam judul partai dengan slogannya masing-masing, hampir semua dialognya sama,ya gitu 2 saja...partai X akan memberantas korupsi, mengadakan sembako murah, membuat lapangan kerja dan bla bla bla...dari dulu sama...!!!!!

Itu baru lima (5) kemiripan yang bisa saya dapatkan, mungkin anda bisa menambahkan yang lain. Kalo perbedaan keduanya jelas banyak ya....:)

-----Itulah pornografi politik. Ciri utamanya adalah tidak adanya sebuah cita-cita apapun, sebuah gagasan, atau panggilan hati, --dengan kata lain tidak ada sense of mission, yang bermula dari sejenis rasa cinta kepada manusia lain-- yang nampak menggerakkan seseorang, atau sekelompok orang, untuk memasuki pergulatan politik. Tak ada sesuatu yang mempunyai makna. Yang ada hanyalah perbuatan yang mempunyai peran sebagai pemuas kesenangan akan jabatan dan mungkin kekayaan.-----(GM)

So...what do you think about this?

-----Pada akhirnya pornografi, juga pornografi politik...memang cerita pergulatan dan pertarungan antar organ.-----(GM)

2 comments:

Anonymous said...

Aduh, analoginya ketinggian.
Nggak nyampe nih. :p

Anonymous said...

Antara apa yang difikir;

Ahli politik (fokus; untuk masa sekarang) ramai yang unislamic. Their intention can affect the way they conduct themselves. Innamal a'maalu bin niyyah. Cara mereka bertindak (yang seperti itu), menandakan niat mereka bukan untuk Allah. Memang betullah, barangkali untuk kekayaan atau pangkat, want to be superior (selagi tak menang, selagi itu tak mau mengalah; asalkan menang, sekalipun menegakkan benang yang basah), mau menunjuk-nunjuk, mau berbangga, mau dipuji /& lain-lain, pokoknya gak ikhlas.

Tindak-tanduk mereka yang seperti itu sudah cukup untuk membuktikan ketidaksempurnaan iman dalam diri dan ketidakikhlasan hati. How come if their intention to do something is just to please Allah alone, and then, they do like that.

Sepatutnya, mereka menjadi contoh untuk orang-orang di bawah pimpinan mereka. Senang je, kalau keliru dengan sikap atau cara mereka bertindak, bandingkan sahaja dengan sikap dan cara Rasulullah saw bertindak. Rasulullah saw adalah contoh yang terbaik untuk mereka yang mengharapkan keredhaan Allah dan juga merupakan pemimpin yang terbaik di kalangan manusia.

Orang yang bertaqwa tidak akan menzalimi orang lain.

Orang yang selalu bergaduh dengan orang lain atau selalu marah-marah menandakan emosi yang kurang cerdas (low EQ).

Sebenarnya, ahli-ahli politik sekarang, ramai yang tidak layak menjadi pemimpin; unislamic. Sungguh, kalau kepimpinan dipegang oleh orang yang tidak layak, maka, tunggulah hari kiamat.

Dan Allah lebih Mengetahui.